EKONOMI DAN PARIWISATA
Gas Melon di Samarinda Langka, Akademisi Minta Pejabat Publik Turun Gunung Investigasi

Stok gas melon di Samarida terpantau langka. Akademisi Ekonomi dari Unmul, Purwadi Purwoharsojo minta pejabat publik untuk turun gunung melakukan investigasi. Jangan sampai berkepanjangan.
Setelah terjadi kelangkaan gas melon terakhir kali di Samarinda, tepatnya pada Juni 2024, Pemkot Samarinda telah mengambil tindakan. Memastikan stok sesuai, dan membuat sistem pembelian LPG subsidi menggunakan kartu, agar tepat sasaran.
Kartu pembelian gas melon untuk masyarakat miskin di Kota Samarinda itu, baru rilis September 2024. Secara bertahap akan diterapkan di 10 kecamatan di Samarinda secara merata.
Dengan adanya kartu pembelian gas lpg 3 kg itu, jatah masyarakat miskin yang berhak untuk membeli gas akan terjamin. Selain itu, juga agar kelangkaan gas tidak kembali terjadi.
Namun, pada Februari 2025 ini, kelangkaan gas melon kembali terjadi di Samarinda, bahkan di seluruh Indonesia. Hal itu menimbulkan keluhan dari banyak masyarakat. Karena selain langka, harganya pun melambung tinggi.
Misalnya di wilayah PM Noor dan DI Panjaitan, gas LPG terpantau kosong. Sementara pangkalan di Jalan Untung Suropati, tampak antrean panjang. Warga di beberapa daerah lain di Samarinda pun terpantau sulit mendapatkan gas hijau itu. Masyarakat juga harus menggunakan KTP dan KK untuk mendapatkan LPG.
Sejumlah agen membantah adaanya kelangkaan. Stok yang ada terpantau masih aman dan didisbrusikan dengan baik. Pun harganya masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Sementara warga mengeluhkan kelangkaan sudah terjadi sejak beberapa hari lalu.
Minta Pejabat Publik Turun Gunung
Sampai saat ini, belum ada pejabat publik, baik itu pemerintah maupun DPRD yang merespons kelangkaan gas itu. Akademisi Ekonomi Unmul, Purwadi Purwoharsojo meminta para pejabat publik untuk turun gunung melakukan investigasi.
“Dinas terkait harus turun tangan. Pejabat publik lain juga, kepala daerah, DPRD, harus segera investigasi. Pas masyarakat butuh, harus segera turun,” katanya kepada Kaltim Faktual Selasa, 4 Februari 2025.
“Jangan turun cuma pas kampanye saja.”
Purwadi berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar kelangkaan dan tingginya harga gas melon itu tidak terjadi berkepanjangan. Sementara itu merupakan kebutuhan pokok.
Kebijakan Nasional Harus Dimonitor
Kelangkaan gas melon di Samarinda, turut berkaitan dengan kebijakan nasional yang berubah-ubah. Mulanya Presiden Prabowo melarang penjualan gas di pengecer, lalu berubah menjadi boleh tapi dengan syarat.
Mulai kemarin, Prabowo menginstrusikan agar pengecer bisa kembali menjual gas LPG 3 kg dengan ketentuan menjadi sub-pangkalan dan terdaftar secara resmi yang akan di proses dengan segera. Public cukup terkejut dengan perubahan kebijakan kilat tersebut.
Menurut Purwadi, pemerintah tampak seperti tengah kebingungan. Sekaligus itu menjadi respons cepat ketika melihat kesulitan ketersediaan gas LPG di masyarakat.
“Sebenarnya yang diperlukan publik itu, pemerintah hadir di lapangan memastikan tidak ada kelangkaan dan harga sesuai.”
Purwadi khawatir dengan proses sinkronisasi kebijakan nasional itu, terjadi kebuntuan atau mandeg di daerah. Sehingga ada kemacetan distribusi, atau bahkan penyalahgunaan kewenangan.
Pun kalau memang pengecer kembali diperbolehkan, pemerintah juga harus melakukan monitor secara ketat sampai ke ujung. Tak hanya sampai ke pengecer resmi, namun juga sampai ke penerima.
“Memang sdm-nya harus diperkuat di lapangan, pasti banyak yang nggak tepat sasaran, masih banyak problem di lapangan.”
“Jangan sampai juga di eceran harganya naik, itu harus ada monitor ketat, kalau ada pengecer illegal segera ditindak. Pemerintah daerah harus cepat bergerak baik itu terkait kelangkaan, ataupun terkait kebijakan pusat,” pungkasnya. (ens)


-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Dian Rosita Apresiasi Wali Kota soal Samarinda Theme Park, Tapi Perizinan Berbelit Masih Harus Jadi PR Bersama
-
KUKAR4 hari yang lalu
Babak Baru Kasus Eks Bupati Kukar Rita Widyasari, KPK Geledah Rumah Ketua PP, Sita 11 Mobil Mewah
-
KUKAR5 hari yang lalu
Bullying Marak di Sekolah, Dosen Psikologi Unmul: Olok-Olokan Jangan Dianggap Sepele
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Cap Go Meh Art and Culture Festival: Ada Bazar Makanan Vegetarian hingga Panggung Kesenian
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Pengunjung Perpustakaan Kota Samarinda Meningkat, Kini Buka hingga Malam Hari
-
BALIKPAPAN5 hari yang lalu
Pembangunan Rumah Sakit Balikpapan Timur Dimulai Tahun Ini, Tahap Awal Rp 19 Miliar
-
NUSANTARA5 hari yang lalu
Gas Elpiji 3 Kg Langka di Samarinda, Warga Keluhkan Harga Tembus Rp 50 Ribu
-
HIBURAN4 hari yang lalu
Tiba-Tiba Sparring Vol.3 Hadir Lebih Meriah, 20 Fighter Amatir dan Profesional Siap Tanding