SAMARINDA
Gondongan Merebak di Samarinda 3 Pekan Terakhir, Anak SD Paling Rentan, Dinkes Imbau Sekolah Jalankan Protokol Kesehatan
Penyakit gondongan selama 3 pekan terakhir telah merebak di Kota Samarinda. Anak usia SD yang paling rentan, meski usia remaja dan dewasa juga bisa tertular. Dinkes minta agar sekolah kembali terapkan protokol kesehatan.
Penyakit gondongan atau parotitis (mumps) disebabkan oleh infeksi virus golongan Paramyxovirus yang terjadi pada kelenjar air liur (parotis). Yang disertai dengan beberapa gejala.
Seperti demam, batuk, pilek, mulut kering, mudah lelah, sakit kepala, lemas, hilang nafsu makan, hingga tampak pembengkakan di leher (biasanya di kedua sisi) di bawah rahang.
Gondongan dapat ditularkan melalui droplet. Alias terjadi kontak erat dengan penderita melalui percikan renik yang disebarkan melalui bersin, bicara, ciuman, dan batuk. Meski secara teknis, penyakit ini tidak terlalu fatal.
Gondongan Merebak di Samarinda
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr Ismid menerangkan kalau meski penderita penyakit gondongan di Kota Tepian meningkat, namun tidak termasuk dalam SKDR. Alias Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons.
Diketahui SKDR sendiri merupakan suatu sistem yang memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial atau wabah dari waktu ke waktu. Seperti demam berdarah, tifoid, dan sejumlah penyakit lainnya.
“Tapi dari Dinkes Kota Samarinda juga sudah menyampaikan melalui 26 puskesmas untuk memberikan edaran kepada sekolah-sekolah,” jelasnya Jumat, 26 September 2024.
Karena tidak termasuk dalam SKDR, Ismed menyebut, gondongan tidak memiliki vaksin. Penyakit ini berkaitan dengan peningkatan daya tahan tubuh, dan asupan makanan bergizi. Sehingga bisa sembuh dengan sendirinya.
Sementara setiap anak yang mulai timbul gejala penyakit gondongan, diharapkan tidak pergi ke sekolah dan beristirahat di rumah sekitar 12-15 hari. Dan menghindari kontak dengan orang lain agar tidak menularkan.
“Kalau demam bisa minum paracetamol. Pokoknya banyak istirahat, makan makanan yang bergizi, dan juga vitamin. Pakai masker dan tingkatkan imunitas.”
“Kalau obat khusus virus nggak usah. Dia akan sembuh sendiri, dengan kekebalan tubuh. Istirahat, selalu cuci tangan. Insyaallah ini bukan Covid dan bukan virus yang mematikan.”
Sekolah Perlu Waspada
Meski begitu, Ismed mencatat saat ini kasus gondongan sudah banyak menurun. Trennya di 3 pekan terakhir ada sekitar 100 lebih laporan. Namun saat ini Dinkes Kota Samarinda terus melakukan pemantauan. Termasuk sosialisasi ke sekolah-sekolah. Karena tempat tersebut menjadi pusat berkumpulnya anak-anak.
Dinkes Samarinda juga mengimbau agar setiap sekolah baik SD maupun SMP, kembali menjalankan protokol kesehatan saat Covid-19. Yakni pakai masker, dan menggunakan thermogun untuk mengukur suhu.
“Kita terapkan semua protokol kesehatan. Jadi mereka datang harus pakai masker, kalau misalnya panas langsung disuruh pulang,” pungkasnya. (ens/fth)
-
BALIKPAPAN4 hari yang lalu
Dilematis Pengadaan Air Bersih Balikpapan; Pakai Air Laut Mahal, Pakai Air Mahakam Ribet
-
KUBAR2 hari yang lalu
Mengenal AHJI Paslon Nomor 2: Dicintai Rakyat, Diharapkan Jadi Pemimpin Kutai Barat
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
Hanya Cetak 3 Gol di 5 Laga, Pelatih Borneo FC: Tim Lawan Selalu Bertahan saat Bertemu Kami
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Borneo FC Berusaha Garang Lagi saat Jumpa Persis, Biak, dan Dewa United
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Hanya Bisa Bahasa Portugis, Bek Borneo FC Furtado Andalkan Bahasa Isyarat di Lapangan
-
HIBURAN3 hari yang lalu
Tulus dan Yura ‘United’ akan Tampil di Balikpapan pada 12 Oktober Besok, Tiketnya Gratis!
-
POLITIK3 hari yang lalu
Pernyataan Andi Harun Bikin Rudy-Seno ‘Amankan’ 3 Daerah Kunci, Posisi Isran-Hadi Makin Rawan?
-
MAHULU4 hari yang lalu
Belasan Kampung di Mahulu Terendam Banjir hingga 1,5 Meter