EKONOMI DAN PARIWISATA
Hetifah Dorong UMKM di Samarinda Ciptakan Kuliner yang Kaltim Banget

Hetifah bersama Kemenparekraf RI menggelar pelatihan dan lomba membuat bolu kukus bermotif batik Kaltim. Sebagai upaya untuk mendorong UMKM lokal menciptakan dan menjajakan kuliner yang Kaltim banget.
Ada banyak sektor ekonomi kreatif di Kaltim yang memiliki potensi besar untuk berkembang. Di antaranya fashion, kriya, digital, hingga kuliner.
Untuk kuliner, jangan ditanya. Ada ribuan UMKM makanan dan minuman di Kaltim. Di Samarinda sendiri ada 70 ribu UMKM, yang sebagian besarnya adalah usaha makanan berbagai jenis.
Meski begitu, kuliner atau makanan khas Kaltim masih sangat minim. Kalaupun ada, identitas atau karakter Kaltimnya masih kurang.
Penganan khas yang populer pun, tidak menggambarkan Bumi Etam. Kepiting khasnya Balikpapan, bukanlah menu orisinil Kota Minyak. Begitu juga dengan amplang dan nasi kuning (Samarinda), ataupun pempek dan gami bawis (Bontang).
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian kemudian menggelar agenda Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk Mendukung Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kaltim, di Hotel Harris Samarinda pada Selasa, 25 Juli 2023 kemarin.
Agenda ini diisi dengan pelatihan membuat 2 jenis kue. Yakni brownis dan kue bolu kukus dengan gambar batik.
Acara berlangsung seru. Puluhan kelompok dari berbagai komunitas membuat kue sesuai instruksi dengan bahan dan alat yang telah disediakan.
Menurut Hetifah, acara yang didominasi oleh perempuan itu sebagai pemantik. Agar masyarakat Samarinda semakin berkembang dan bisa menciptakan kuliner yang Kaltim banget.
“Itu menunjukkan kalau mau bikin kuliner apalagi buat oleh-oleh itu jangan amplang, amplang, amplang mulu. Kalau saya sebagai turis beli 10 amplang aja rasanya udah cukup kan.”
“Tapi kalau ada variasi lain, kita jadi mau spend uang lebih banyak buat beli yang lain,” jelas Hetifah usai agenda.
“Sebenarnya ini pemantik aja. Tapi lucu juga ya bolu kukus tapi ada gambar batiknya. Semua orang bisa bikin bolu, tapi yang khas Kaltim ni apa yang mau dibawa,” lanjutnya.
Menurutnya, jika ingin membuat kuliner yang sudah ada dan dengan rasa yang tidak jauh berbeda, bisa membedakan dari segi tampilan.
Setelah agenda ini Hetifah berharap agar para pelaku usaha bisa mengembangkan diri lebih lagi. Untuk menciptakan inovasi kuliner dengan identitas Kaltim.
Terpisah, Direktur Pengembangan SDM Ekraf Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fahmi Akmal mengaku cukup antusias melihat semangat peserta untuk belajar.
Apalagi kalau bisa membuat kuliner khas Kaltim yang bisa maju hingga tingkat nasional. Sebab menurut Fahmi, keberadaan kuliner khas masih minim. Ditambah IKN akan segera menjadi bagian dari Kaltim.
“Itu bisa jadi peluang buat teman-teman di Samarinda. Apalagi kuliner tidak ada matinya. Sehingga kuliner tidak pernah mengalami masalah yang cukup besar,” jelas Fahmi.
“Jadi pengusaha kuliner di Samarinda harus siap menyongsong, mengembangkan diri lebih lagi setelah ini,” tambahnya.
Dari keseruan masak-memasak dari siang hingga sore itu, terdapat 3 nama kelompok dengan hasil kue terbaik. Yakni ASPERAPI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia), kemudian Al hidayah, dan PPJI (Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia). (ens/dra)


-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Kader Nasdem Kaltim Diduga Terlibat Korupsi Proyek Fiktif Senilai Rp431 Miliar, Ini Respons Ketua DPW
-
PARIWARA5 hari yang lalu
Klasik Bertemu Modern, Touring Grand Filano Hybrid Curi Perhatian, masyarakat kota tarakan!
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Wagub Kaltim Beri Bantuan dan Dukungan ke Korban Longsor Belimau
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Catatan Manis di Autodrom Most, Aldi Satya Mahendra Bidik Tambahan Poin di Seri 5 World Supersport
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Gubernur dan Wagub Kaltim Terima Delegasi Pengusaha Taiwan, Bahas Peluang Investasi Strategis
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Solusi Tangani Banjir dari Diskusi KAMMI Kaltimtara: Kolaborasi OPD hingga Mandiri Anggaran
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Skutik Mewah Nan Fungsional, Grand Filano Hybrid Siap Dukung Mobilitas Sehari-hari
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Posyandu Kini Tidak Hanya untuk Balita, Lansia Juga Dapat Perhatian Serius