Connect with us

OLAHRAGA

Jelang PSM Kontra Borneo FC; Mengingat Momentum Kelahiran Kembali Sihran dan ‘Berakhirnya’ Win Naing Tun

Diterbitkan

pada

Sihran menggantikan posisi Win di sebelas awal Borneo FC sejak laga lawan PSM di putaran pertama. (MO/BFCS)

Laga Borneo FC kontra PSM di pekan ke-13 lalu adalah tuas jungkat-jungkit untuk karier Sihran dan Win Naing Tun musim ini. Messi Sambutan terlahir kembali di laga itu, sementara penyerang Myanmar keluar dari rencana pelatih setelah laga yang sama.

Borneo FC Samarinda akan melawat ke Stadion Batakan, untuk menantang tuan rumah PSM dalam lanjutan Liga 1 musim 2023-2024 pekan ke-30. Ini adalah laga tandang rasa kandang, karena kebetulan, kedua tim memakai stadion yang sama untuk kandang sementara.

Menuju laga bergengsi antar-tim Kaltim-Sulsel ini, ada satu momen menarik yang bisa diulas balik. Yakni nasib Sihran dan Win yang secara signifikan berubah, akibat pertemuan kedua tim di putaran pertama.

Nasib Win di Borneo FC

Borneo FC merekrut Win Naing Tun untuk mengisi slot pemain ASEAN. Peyerang muda asal Myanmar itu dianggap sebagai prospek tinggi, karena memiliki kecepatan dan visi bermain.

Ia pun langsung masuk rencana pelatih Pieter Huistra sejak tiba di Samarinda. Stefano Lilipaly bahkan menjadi korbannya. Fano tidak lagi mengisi posisi sebagai penyerang sayap seperti musim lalu di awal musim ini. Namun bertindak sebagai gelandang serang sekaligus gelandang tengah, bersama Adam Alis dan Hendro Siswanto.

Baca juga:   Penjelasan Pieter Huistra Kenapa Borneo FC Tetap Latihan Sore selama Puasa

Namun skema itu hanya berlangsung sampai 3 laga awal saja. Di pekan ke-4, Win diparkir oleh Pieter. Sementara Fano kembali ke posisi aslinya. Penyebab utamanya adalah Win yang tak kunjung memberi kontribusi, sementara Fano tampak lebih menggigit ketika bermain di sisi sayap serang.

Sejak itu, Win lebih sering bermain sebagai pemain pengganti. Rinciannya, dari 9 laga, ia duduk di bangku cadangan sebanyak 8 kali, sekali tak ikut serta. Lalu bermain 4 kali dengan total 118 menit. Kontribusi? Masih 0 gol dan asis.

Kesempatan Kedua Win

Win yang bisa bermain di posisi penyerang tengah, sayap kanan-kiri, dan gelandang serang, mendapat kesempatan keduanya. Itu berawal dari kekalahan Pesut Etam dari Persebaya. Pieter Huistra mengubah pakem 4-3-3 menjadi 4-2-1-3.

Dalam skema baru itu, Win kembali dipercaya menjadi penyerang kanan. Membuat trio dengan Felipe Cadenazzi dan Stefano Lilipaly. Mereka bertiga ditopang oleh Terens Puhiri yang bermain sebagai gelandang serang, di depan Adam dan Kei Hirose.

Sayangnya, kesempatan itu ia sia-siakan kembali. Pemain Myanmar lagi-lagi belum pecah telur untuk berkontribusi gol ataupun asis. Status pemain regulernya di formasi baru pun hanya sampai 2 laga saja. Di laga terakhir kontra PSM, Win ditarik pada menit ke-61 untuk memberi tempat pada Sihran.

Baca juga:   Emir Mustafovic Wajibkan Pemain Borneo FC Latihan Fisik di Rumah, Bobotnya Sama Seperti Latihan Reguler

Di laga yang penuh frustasi itu, secara tak terduga Sihran justru menjadi jimat kemenangan. Ia bermain lebih direct untuk memberi lebih banyak peluang pada penyerang. Dan berakhir dilanggar di kotak penalti untuk memberi kemenangan 1-0 atas tim tamu lewat sepakan titik putih Lelis di menit ke-82.

Pieter yang kesemsem dengan permain Sihran, lalu menaikkan statusnya, dari penghangat bangku cadangan menjadi pemain utama, menggantikan Win Naing Tun.

Kelahiran Kembali Sihran

Muhammad Sihran Amrullah sebenarnya bukan nama baru di Borneo FC. Dia adalah pemain berusia 25 tahun yang sudah mencatatkan 121 penampilan. Pemilik penampilan terbanyak ketiga klub sepanjang sejarah. Berada di bawah Terens dan Diego Michiels.

Debut pada musim 2016/17, kariernya melesat pada musim 2019 saat dibesut Mario Gomez. Dia mencatatkan 25 penampilan, 3 gol, dan 3 asis pada musim itu.

Pada musim penuh 2021/22, ia masih menjadi pemain penting. Bermain 27 kali dengan kontribusi sepasang gol dan asis. Musim lalu pun dia masih menjadi pemain reguler, dengan total 30 penampilan. Namun di 3 laga terakhir, Sihran hanya menjadi pemain pelapis.

Baca juga:   Liga 1; PSIS Semarang Goyang, MU Ambil Peluang

Penurunan statusnya bertahan sampai berganti musim. Pelatih Pieter Huistra lebih melihat potensinya sebagai super sub. Namun 1 penampilan berdurasi 29 menit di laga kontra PSM musim ini, mengubah segalanya. Pemain berjuluk Messi Sambutan it uterus bermain bagus, sehingga terus kukuh sebagai penyerang sayap kanan utama. Menggusur Terens Puhiri (sekarang pelapisnya Pluim) dan Win Naing Tun.

Sejak laga lawan PSM, Sihran telah bermain 15 kali dari harusnya 16 kali, satu kali absen karena cedera. Semuanya sebagai starter. Ia menjadi pemain penting karena kecepatan, dribble, dan visi bermainnya begitu menyatu dengan ritme permainan yang diharapkan pelatih. Bagi yang memperhatikan gaya bermainnya, Sihran benar-benar berbeda kali ini. Ia tampil lebih dewasa dan efektif.

Tak hanya berkontribusi dalam permainan, ia juga membuat 1 gol dan 4 asis di kelahiran kembalinya itu. Total ia mencatat 1.230 menit (82 menit/laga). Meningkat drastis dari pekan 1-13, yang hanya 105 menit (rasio 11,67 menit/laga). (dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.