OLAHRAGA
Mengenal Ezzi Buffon, Bocah Ajaib yang Pecahkan 2 Rekor Borneo FC pada 2 Musim Pertamanya

Ezzi Buffon ibarat setitik cahaya dalam kegelapan. Ketika Borneo FC sedang dalam keterpurukan, namanya muncul sebagai bakat yang diperbincangkan. Siapa sangka, dia sudah memecahkan 2 rekor yang akan sulit dipecahkan oleh pemain Pesut Etam selanjutnya.
Borneo FC Samarinda tidak pernah berhenti mencetak pemain muda berbakat. Dari Terens Puhiri, M. Sihran, Fajar Fathur Rahman, Komang Teguh, dan kini Alfharezzi Buffon. Mereka adalah pemain dari akademi klub, ataupun direkrut di usia yang sangat belia, mendapat kontrak jangka panjang, dan menanti bakat mereka ‘meletek’, hingga mampu menjadi tulang punggung tim.
Membicarakan nama-nama itu, tentu tidak lengkap tanpa menyertakan nama Taufany Muslihuddin, Rivaldo, Daffa Fasya, Ikhsanul Zikrak, hingga Andy Harjito.
Dalam proses pembangunan skuad setiap musimnya, manajemen memang selalu mempromosikan beberapa pemain muda. Lebih banyak yang gagal memang, karena ketika sudah mendapat kontrak, tidak ada istilah anak emas. Semua orang harus bersaing di internal klub. Bagaikan hukum rimba, yang mampu bersaing akan bertahan, yang tidak, akan terasing. Para pemain muda harus menemukan caranya sendiri untuk meningkatkan levelnya. Tak ada cara lain.
Meski lebih banyak ‘investasi’ bakat muda yang layu sebelum berkembang, manajemen tak sedikit pun jera. Mereka justru semakin ketagihan, karena setiap musimnya, selalu ada permata baru yang bertahan dari kerasnya persaingan.
Kemunculan Ezzi Buffon
Tak banyak yang tahu bagaimana persisnya Borneo FC menemukan sosok Ezzi. Musim lalu, tahu-tahu dia promosi ke tim utama. Di usia yang belum genap 17 tahun pada pertengahan musim 2022-2023.
Namun dalam catatan Transfermakt, Ezzi memulai kiprah sepak bolanya di Bina Sentra Football Academy, kemudian masuk ke Borneo Youth pada 2021, naik ke Borneo FC U-18 pada 2022, dan hanya butuh setengah musim untuknya naik ke tim utama. Tanpa melalui tim U-20 ataupun tim satelit Serpong City terlebih dahulu. Akselerasi!
Posisinya sebagai pemain belakang, saat tiba di klub, posturnya tampak tak terlalu meyakinkan. Tak begitu tinggi maupun berisi. Matanya yang sayu membuat kesan sangar tak ada sama sekali di mukanya.
Jika Komang Teguh dikenal sebagai pemain pendiam dan pemalu, Ezzi jelas berada di level yang lebih pemalu. Dan seperti halnya Fajar serta Komang, Ezzi Buffon memiliki attitude yang baik. Sehingga dengan cepat menjadi kesayangan abang-abangan di klub. Sedikit banyak, dukungan dari para senior itu yang membuatnya lebih cepat berkembang.
Bocah Ajaib Pemecah Rekor Borneo FC
Musim lalu, Ezzi Buffon masuk pada menit ke-76, menggantikan Kapten Diego Michiels di posisi bek kanan pada laga ‘Derby Samarinda’ kontra Bali United. Tak banyak memang yang dia lakukan kala itu. Namun tanpa disadari, pemain kelahiran 2006 itu mencatatkan rekor fantastis. Yakni menjadi pemain termuda dalam sejarah Borneo FC Samarinda, yang bermain di kompetisi resmi (Liga 1). Ketika itu usianya 16 tahun, 11 bulan, dan 4 hari.
Musim ini, peluang bermainnya begitu kecil. Di posisi bek kanan, ia harus bersaing dengan fenomenal lainnya; Fajar Fathur Rahman. Juga Rizky Dwi, Diego Michiels, dan Rizdjar Nurviat.
Dia bisa bermain di bek tengah, namun di sana, ada duet Silverio-Lelis yang tak tergantikan. Belum lagi Agung Pras, Diego (lagi), dan Komang Teguh. Tapi itu tak membuatnya kecil hati. Ia terus menunjukkan etos kerja tinggi di sesi latihan.
Sampai pada pergantian tahun, Pesut Etam mengalami badai cedera. Satu per satu pemain belakang tumbang. Sesuatu yang membuat pelatih Pieter Huistra akhirnya memaksimalkan para pemain muda. Ezzi adalah satu di antaranya.
Dia menjalani debutnya musim ini pada laga kontra Madura United di pekan ke-31. Masuk sebagai pemain pengganti, Ezzi tak mampu menghindarkan timnya dari kekalahan telak 4-0.
Rekor Lainnya Telah Tercipta
Di pekan berikutnya, Ezzi mendapat debut di Starting XI pada karier profesionalnya. Menempati posisi baru, bek tengah. Ia bermain bagus, tapi timnya kembali kalah 2-1 dari Arema FC.
Lanjut ke pekan ke-33 kontra Persib, Ezzi kembali ke pos aslinya, bek kanan. Di laga ini, ia benar-benar menarik perhatian. Karena berkali-kali mengantungi Ciro Alves. Hingga sampailah pada laga Leg 2 Semifinal Championship Series kontra Madura. Ia kembali starter di posisi bek tengah, lalu memecahkan rekor baru lainnya. Yakni menjadi pemain termuda dalam sejarah klub yang mampu membuat gol di kompetisi resmi. Ia membuat gol pada usia 18 tahun 22 hari.
Ini adalah 2 rekor yang barangkali bisa bertahan lebih lama, dari rekor gol terbanyaknya Lerby Eliandry dalam semusim di Borneo FC. Dan hal yang lebih penting dari itu adalah, mampukah Ezzi mencapai puncak performanya pada usia matang kelak? Atau mampukah ia menanggung beban dari pujian dan ekspektasi pendukung yang kini begitu besar untuk pemain semuda itu? Seperti menunggu rekornya pecah, jawabannya dari 2 pertanyaan itu ialah, “Gak tahu, lihat saja nanti, waktu yang akan menjawab.” (dra)
Penulis: Ahmad A. Arifin (Tebe), jurnalis sepak bola Kaltim Faktual.


-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Penggusuran Paksa Pasar Subuh Samarinda Picu Kecaman atas Pelanggaran HAM dan Kekerasan Aparat
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
DPD RI dan Unmul Serukan Perlindungan Lahan Pendidikan dan Penegakan Hukum di Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Jaga Investasi, Pusat dan Pemprov Kaltim Bentuk Satgas Tangani Ormas Bermasalah
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Kaltim Ukir Sejarah dengan Perayaan Wonderful Vesak 2025
-
SEPUTAR KALTIM20 jam yang lalu
Anggota DPRD Kaltim Asal Balikpapan Jadi Tersangka Korupsi Proyek Fiktif Rp431 Miliar
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Penguatan Perempuan dan Perlindungan Anak Jadi Fokus Pertemuan Menteri PPPA dan Gubernur Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Siap Jadi Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Harum Tegaskan Komitmen
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Serikat Media Siber Indonesia Kaltim Lantik Pengurus Baru dengan Masa Jabatan Tiga Bulan