Connect with us

SAMARINDA

Asap Gunung Sampah Mengecil, BPBD Samarinda Siapkan Langkah Pasca-kebakaran

Published

on

gunung sampah
TPA Bukit Pinang Samarinda.  (Nisa/Kaltim Faktual)

Setelah 9 hari petugas berjibaku dengan api di Gunung Sampah. Kini kondisinya lebih kondusif. Asap masih ada namun ukurannya kecil. Sambil memantau, BPBD menyiapkan langkah penanganan pasca kebakaran.

Berbagai upaya petugas dalam menangani kebakaran panjang TPA Bukit Pinang alias Gunung Sampah akhirnya berjalan efektif. Kini semua orang dapat sedikit bernapas lega.

Diketahui, kebakaran panjang itu dimulai pada hari Minggu siang, 24 September 2023. Setelah beberapa hari, api masih belum juga berhasil dipadamkan. Api kecil masih terus bermunculan. Dari berbagai titik.

Petugas gabungan, yang terdiri atas Dinas Pemadam Kebakaran, TNI, Polri, BPBD, PUPR, dan relawan. Terus berjibaku selama berhari-hari di lokasi. Bekerja bergantian selama 24 jam penuh. Hingga 9 hari pasca kebakaran hebat itu, api berhasil dikuasai.

Kepala BPBD Samarinda Suwarso mengungkap kondisi teranyar. Sebetulnya di TPA Bukit Pinang yang berada di Jalan Suryanata itu sudah bebas dari asap.

Baca juga:   Berkat Ultimatum Wali Kota, Pengerjaan Pipa PDAM PM Noor Selesai Sebelum Deadline

“Ada pun, kecil lah (asapnya). TPA bukit pinang juga selalu dalam pengawasan kami. Kami terus lakukan penanganan cepat.”

Selain itu Suwarso juga membeberkan hasil investigasi penyebab kebakaran di TPA Bukit Pinang. Kata Suwarso, soal isu yang berseliweran soal kesengajaan dibakar itu. Sampai detik ini pihaknya tidak bisa membuktikan adanya bukti dan sanksi.

“Tapi lebih kepada faktor alam, jadi partikel-partikel atau barang-barang yang ada di TPA ini memang mudah sekali terbakar.”

“Ya ada gas metan, kemudian kayu kering di situ. Ada karet, ada plastik kena hembusan angin kencang, itu menurut saya dan pengamatan rekan-rekan yang lain juga menjadi penyebab utama,” jelas Suwarso Selasa 3 Oktober 2023.

Di samping itu, karena kondisi sudah cukup kondusif. Suwarso bilang telah mempersiapkan upaya penanganan pascakebakaran itu. Mengingat tumpukan sampah di sana sudah membludak.

Baca juga:   Kebakaran Gunung Sampah Berstatus Tanggap Darurat, Petugas Bakal Kerja 24 Jam Selama Seminggu

Apalagi kondisi TPA Bukit Pinang, yang sebenarnya sejak 21 September sudah dilakukan penutupan dan berpindah ke TPA Sambutan. Kemudian perlu intervensi-intervensi khusus.

“Supaya tidak terjadi lagi kebakaran bahkan tidak terjadi longsor. Mengingat kondisi di sana cukup curam,” ungkap Suwarso.

Langkah lain kata Suwarso yakni re-countur-ing. Sebagai bagian dari upaya untuk mencegah terjadinya longsor yang mungkin bisa berdampak kepada warga yang berdomisili di dekat TPA tersebut.

Kemudian juga ada satu sistem insenerator. Metode pembakaran sampah, namun asap yang dihasilkan, aliran udaranya diarahkan dengan alat insenerator itu. Itu untuk pengurangan volume sampah di TPA Bukit Pinang.

Selanjutnya juga demgan mengendalikan gas metan. Agar tidak berbahaya dan terbuang bebas. Hingga menghasilkan kebakaran lagi.

“Dulu memang pernah ada pengelolaan gas metan. Dan sekarang itu sebetulnya bisa diperbaiki kembali. Mudah-mudahan bisa dikendalikan,” kata Suwarso.

Baca juga:   Back to Pasar 2024; Upaya Membangkitkan Pasar Konvensional dari Gempuran Toko Online

Kepala BPBD itu menilai, kalau selain upaya tadi, bisa juga menyulap eks TPA menjadi Ruang Terbuka Hijau. Sudah pernah terjadi, yakni di Jalan MT. Haryono Samarinda. Terdapat Taman Sejati yang merupakan eks TPA.  Namun perlu disesuaikan dengan RTRW Samarinda.

Suwarso mengaku telah menerima puluhan laporan kasus kebakaran. Sehingga penanganan kebakaran tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja. Semua elemen masyarakat harus ikut terlibat mencegah kebakaran di tengah kemarau.

“Mengingatkan, kualitas udara di Samarinda sedang kurang baik. Tapi masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi. Semuanya harus berkomitmen untuk meminimalisir kejadian kebakaran lahan dan hutan ini,” imbuh Suwarso.

“Sama-sama meminimalisir dampak karhutla, sama sama jaga alam, alam jaga kita,” pungkasnya. (ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.