GAYA HIDUP
Wadah Salurkan Keresahan Anak Muda di Samarinda, Tumbuk Movement Bakal Rutinkan Mimbar Bebas

Mimbar bebas perdana berhasil digelar dengan sederhana namun ramai. Para anak muda dapat panggung mengeluarkan keresahannya secara bebas. Melihat animo ini, Mimbar Bebas berpeluang jadi agenda rutin.
Belakangan, tren mengemukakan pendapat di ruang publik sedikit mengalami pergeseran. Sejak era naik daunnya media sosial, di sana lah menjadi tempat bersuara dan menyalurkan keresahan. Ruang diskusinya pindah.
Namun, sejumlah anak muda di Samarinda mencoba menghidupkan kembali atmosfir penyampaian pendapat di muka umum secara langsung. Semua orang bebas gabung, semua orang bebas berbicara.
Itu kemudian dilangsungkan pada Jumat malam, 31 Mei 2024 mulai jam 7. Melalui agenda Mimbar Bebas inisiasi komunitas Tumbuk Movement. Yang digelar di sebuah cafe: Pojok Juanda.
Meski digelar sederhana, namun ternyata cukup ramai yang hadir. Meski tak sampai ratusan, namun puluhan anak muda di Samarinda berhasil membuat suasana Mimbar Bebas menjadi seru. Membahas banyak hal.
Secara bergantian, orang yang sudah mendaftarkan diri, naik ke panggung Mimbar Bebas. Mengeluarkan keresahan yang ada dalam pikirannya. Entah melalui stand up comedy, storry telling, atau membaca puisi.
Masing-masing diberi waktu 7 menit untuk berbicara. Ada sekitar 12 yang maju ke depan. Membicarakan soal kondisi Kota Samarinda, pendidikan, bobroknya sistem politik, hingga isu perempuan. Semua terwadahi.
Setelah itu dilanjutkan dengan sesi bebas. Panggung diserahkan kepada hadirin yang hadir. Siapapun, yang belum mendaftar boleh berbicara namun dengan durasi lebih singkat yakni 2 menit. Cukup banyak yang berminat.
Mimbar Bebas Edisi Perdana di Luar Ekspektasi
Ketua Komunitas Tumbuk Movement Mohammad Hermanto menyebut acaranya sukses di luar ekspektasi. Jumlah kehadirannya melebihi yang ditargetkan untuk agenda pertama yang sederhana ini.
“Saya lihat, banyak dari anak muda yang antusias. Karena banyak yang mau bicara, namun terkendala waktu dan tempatnya yang sempit,” ujarnya.
Hermanto melanjutkan, Mimbar Bebas merupakan program dari komunitas Tumbuk Movement. Sebagai perpanjangan lidah masyarakat dan wadah salurkan keresahan anak muda terhadap kondisi saat ini.
Melihat antusias yang sangat tinggi di awal ini, banyak permintaan masuk agar agenda ini dirutinkan. Hermanto memperkirakan, akan rutin menggelar Mimbar Bebas setiap 2 bulan sekali. Merancang yang lebih proper.
“Nantinya kami sambil mencari bahan diskusi,” kata Hermanto.
Diketahui, Komunitas Tumbuk Movement sendiri belum lama berjalan. Baru didirikan sepekan sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Februari lalu. Dengan program perdana ngobrol dengan para Calon Legislatif di Tumbuk Caleg. (ens/dra)


-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari yang lalu
Jelang Ramadan Warga Tak Perlu Panik, Stok Daging dan Telur di Kaltim Masih Aman
-
HIBURAN3 hari yang lalu
Hidupkan Gairah Literasi, Ruang Sastra Kaltim Rilis Buku Baru, Akhir Pekan Ini!
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
DPRD Samarinda Soroti Operasional Stadion Segiri, Sumber PAD atau Beban Baru?
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Skenario Pemerintah Bayar Tukin Bikin Diskriminasi, Koalisi Dosen Unmul Samarinda Tuntut ‘Tukin for All’
-
PARIWARA3 hari yang lalu
Keunggulan Ini Bikin AEROX ALPHA Semakin Stabil dan Lincah Saat Dikendarai
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Distribusi LPG 3 Kg Hanya Sampai Pangkalan, Sub-Pangkalan Belum Tersedia
-
NUSANTARA5 hari yang lalu
Tinjau Terowongan Selili, Wapres Gibran Minta Proyek Selesai Tepat Waktu
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Panitia Maratua Run 2025 Matangkan Persiapan